Jumat, 09 Mei 2014

Profesionalisme dalam bidang IT

Teknologi informasi di zaman sekarang berkembang sangat pesat, hampir seluruh kegiatan bergantung pda teknologi. Salah satu contohnya seperti berkomunikasi, berbisnis, mengajar, dan lain-lainnya. Sehingga menjadikan teknologi sebagai barang kebutuhan sosial, dengan demikian teknologi informasi dipergunakan secara terus menerus diberbagai kalangan masyarakat baik institusi, organisasi, perusahaan dan masih banyak lainya. Untuk penggunaannya tentu dibutuhkan moral, batasan, serta tanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku dengan begitu etika turut andil dan berlaku dalam penggunaan teknologi informasi ini.


Kode Etik Sebagai Programmer

Seorang pemrogram komputer tentu memerlukan sebuah kode etik, biasanya kode etik yang digunakan mengacu pada kode etik yang dipergunakan oleh perkumpulan programmer international. berikut beberapa kode etik yang perlu diperhatikan seorang programmer:
  • Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
  • Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
  • Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk membingungkan atau tidak akurat.
  • Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah membeli atau telah meminta izin.
  • Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua tanpa izin.
  • Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
  • Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek secara bersamaan kecuali mendapatkan izin.
  • Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain untuk mengambil keuntungan dalam menaikkan status.
  • Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
  • Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam pengembangan suatu proyek.
  • Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
  • Tidak boleh mempermalukan profesinya.
  • Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
  • Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
  • Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer. Pada umumnya, programmer harus mematuhi “Golden Rule”: Memperlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Jika semua programmer mematuhi peraturan ini, maka tidak akan ada masalah dalam komunitas.

Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk dan Produktivitas Programmer
  1. Komunikasi team :
    Produktiv atau tidaknya seorang programmer dapat diukur melalui cara seorang programmer berkomunikasi dengan rekam seteamnya. Apabila seorang programmer mengalami kesulitan berbicara dengan rekannya maka akan mengakibatkan penurunan dalam hasil produksi programmnya begitu juga sebaliknya. 
  2. Kerumitan produk
    Tiga level kerumitan produk : program aplikasi, program utility, program level sistem. 
  3. Kendali perubahan Perubahan terhadap produk harus tetap meminta persetujuan manajer sebagai penanggung jawab proyek. Dampak perubahan harus dapat ditelusuri, diuji, dan didokumentasikan. 
  4. Tingkat keandalan Setiap produk harus mempunyai keandalan standar. Peningkatan keandalan dihasilkan melalui perhatian yang sangat besar pada tahap analisa. Peningkatan keandalan akan menurunkan produktivitas. 
  5. Pemahaman permasalahan
    Pelanggan adalah penyumbang utama terhadap kegagalan dalam memahami masalah adalah :
    -
    Tidak memahami permasalahan perusahaannya,
    -
    Tidak mengerti kemampuan dan keterbatasan komputer,
    -
    Tidak mempunyai pengetahuan dasar tentang logika dan algoritma.
    -
    Software engineer tidak memahami lapangan aplikasi, gagal mendapatkan informasi kebutuhan pelanggan karena pelanggan bukan seorang end user. 
  6. Persyaratan keterampilan
    Berbagai keterampilan harus ada dalam sebuah proyek perangkat lunak, misalnya:
    -
    Keterampilan berkomunikasi dengan pelanggan untuk memastikan keinginannya dengan sejelas-jelasnya.
    - Kemampuan dalam pendefinisian masalah dan perancangan.
    - Kemampuan implementasi dengan penulisan program yang benar.
    -
    Kemampuan debugging secara deduktif dengan kerangka “what if ”.
    -
    Dokumentasi.
    -
    Kemampuan bekerja dengan pelanggan.
    -
    Semua keterampilan tersebut harus senantiasa dilatih. 
  7. Fasilitas dan sumber daya
    Fasilitas non teknis yang tetap perlu diperhatikan yang berkaitan dengan motivasi programmer misalnya : mesin yang baik, serta tempat yang tenang, atau ruang kerjanya dapat ditata secara pribadi. 
  8. Pelatihan yang cukup
    Banyak programmer yang dilati dalam bidang-bidang : ilmu komputer, teknik elektro, akuntansi, matematika, tetapi jarang yang mendapat pelatihan dalam bidang teknik perangkat lunak.

Sumber :
http://tugas-etika.blogspot.com/2010/03/etika-profesi-teknik-informasi-di.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar